Norms without Power? Evaluating ASEAN Outlook on the Indo-Pacific’s Role in Shaping the Indo-Pacific
DOI:
https://doi.org/10.29303/ijgd.v7i2.172Kata Kunci:
ASEAN, Indo-Pacific, AOIP, Constructivism, Norm Entrepreneurship, Regional Order, Normative PowerAbstrak
ABSTRAK
Tulisan ini mengkaji secara kritis ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) sebagai kerangka normatif yang merumuskan visi ASEAN terhadap tatanan kawasan yang inklusif, berbasis aturan, dan kooperatif di tengah memanasnya rivalitas kekuatan besar. Dengan menggunakan teori konstruktivisme dan model norm life cycle yang dikembangkan oleh Finnemore dan Sikkink, studi ini menilai peran AOIP sebagai bentuk norm entrepreneurship serta stagnasinya dalam fase awal kemunculan norma. Melalui analisis konten dan wacana terhadap dokumen AOIP, deklarasi KTT, dan respons negara anggota, makalah ini menunjukkan bahwa berbagai keterbatasan struktural ASEAN, seperti pengambilan keputusan berbasis konsensus, kelemahan institusional, dan perbedaan politik internal, menghambat operasionalisasi prinsip-prinsip AOIP. Meskipun mendapatkan dukungan retoris dari ASEAN dan mitra eksternal, AOIP tidak memiliki mekanisme penegakan yang efektif, landasan institusional yang kuat, maupun kemauan politik kolektif, sehingga menjadikannya sebagai “norma tanpa kekuatan.” Tulisan ini berargumen bahwa agar AOIP dapat berkembang menjadi kerangka kerja yang lebih berdampak, ASEAN perlu mengadopsi pendekatan institusionalisasi secara bertahap, memberdayakan norm entrepreneurs, dan membangun kemitraan strategis dengan aktor eksternal yang sejalan. Pada akhirnya, riset ini menyoroti janji sekaligus keterbatasan dari agensi normatif dalam tata kelola kawasan, serta menekankan tantangan ASEAN dalam menavigasi antara wacana aspiratif dan realitas geopolitik.
Kata kunci: ASEAN, Indo-Pasifik, AOIP, konstruktivisme, norm entrepreneurship, tatanan kawasan, norm life cycle, institusionalisasi, kekuatan normatif.


