Strategi Council of Palm Oil Producing Countries dalam Melindungi Ekspor Komoditas Kelapa Sawit Negara Anggota Dari Ancaman Kebijakan Proteksionis Uni Eropa

Penulis

  • Indriati Safitri Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mataram
  • Alfian Hidayat Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Mataram, NTB
  • Sirwan Yazid Bustami Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Mataram, NTB

DOI:

https://doi.org/10.29303/ijgd.v3i2.36

Kata Kunci:

kebijakan proteksionis, Renewable Energy Directive, diplomasi ekonomi, deskriminasi kelapa sawit, kampanye negatif

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana strategi Council Of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) dalam mengatasi masalah-masalah pada sektor kelapa sawit  yang ditimbulkan akibat adanya kebijakan proteksionis Uni Eropa. Kebijakan UE yang tertuang dalam Renewable Energy Directive II yang memuat tentang penghapusan secara bertahap dalam penggunaan bahan bakar kelapa sawit yang dikategorikan sebagai minyak nabati beresiko tinggi bagi deforestasi dan pengalihfungsian lahan. Hal ini tentunya berdampak cukup signifikan bagi kinerja ekspor dari negara-negara penghasil kelapa sawit. Kelapa sawit menjadi komoditas yang sangat vital bagi keberlangsungan perekonomian global. Dengan demikian jika dihadapkan dengan ancaman-ancaman berupa kebijakan proteksionis, kampanye negatif, dan  deskriminasi kelapa sawit menjadi tanggung jawab bersama bagi negara penghasil kelapa sawit untuk memperjuangkan keberadaan komoditas kelapa sawit di pasar global. Melalui organisasi multilateral dalam hal ini CPOPC dianggap menjadi langkah strategis dalam melakukan upaya diplomasi ekonomi dalam mencapai tujuan bersama dalam menanggulangi ancaman kebijakan RED II UE.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2021-12-31